Meski disediakan sebagai pilihan alternatif di platform trading, Pending Order memiliki manfaat besar yang tak bisa dipandang sebelah mata. Fitur tersebut memungkinkan Anda untuk mengatur open posisi sebaik mungkin. Jika biasanya posisi akan langsung tereksekusi setelah Anda menekan tombol Buy atau Sell, maka tidak demikian halnya jika Anda memasang Pending Order.
Sesuai namanya, Pending Order bisa disebut sebagai order yang tertunda, karena posisi hanya akan tereksekusi saat harga menyentuh level yang Anda targetkan. Kemudahan itu memberikan ruang lebih banyak untuk menempatkan posisi trading di level yang lebih strategis.
Misalnya, ketika EUR/USD di level 1.22418 dan didominasi sentimen bearish, Anda bimbang membuka posisi Sell karena konfirmasi open dari sistem trading baru akan muncul setelah harga menembus level support di 1.22410. Open Sell di harga 1.22418 akan berisiko karena belum ada konfirmasi, sementara Anda perlu segera menutup chart untuk melakukan kegiatan lainnya.
Agar tak ketinggalan momen, Anda bisa memanfaatkan Pending Order dan memasang level 1.22410 sebagai target open. Dengan demikian, Anda tak perlu tergesa-gesa membuka posisi di area yang kurang strategis, atau bolak-balik mengamati chart guna menunggu harga menyentuh level target Anda. Lantas bagaimana cara mengaktifkan Pending Order?
Panduan Dasar Memasang Pending Order Di MetaTrader
1. Buka menu "New Order".2. Klik kolom "Type", kemudian pilih "Pending Order".
3. Tentukan jenis Pending Order Anda di bagian "Type".
4. Isi kolom "at price" dengan level harga yang menjadi target open trade Anda.
5. Anda juga bisa mengatur Stop Loss dan Take Profit di kolom yang tersedia.
6. Klik tombol "Place".
7. Jika Pending Order berhasil ditempatkan, posisi akan langsung tercatat di kolom Trade seperti ini:
Cara memasang Pending Order sepintas cukup mudah. Namun demikian, tak sedikit trader pemula yang merasa kebingungan saat menggunakan fitur tersebut, karena selalu gagal dan mendapat peringatan seperti ini:
Untuk meminimalisir risiko gagal memasang Pending Order, berikut ini 4 hal yang perlu Anda perhatikan:
1. Pahami Jenis Pending Order
Sebelum memasang Pending Order, Anda perlu menentukan suatu level yang menjadi target eksekusi Anda. Target tersebut bisa di atas atau di bawah harga yang sedang berlaku, tergantung pada jenis Pending Order Anda.Ada 4 tipe Pending Order yang umum digunakan dalam trading, yakni Buy Stop, Sell Stop, Buy Limit, dan Sell Limit. Untuk mempermudah pemahamannya, keempat Pending Order tersebut akan dibagi ke dalam dua kategori utama, yaitu Stop Order dan Limit Order.
-
Stop Order
-
Limit Order
Kesalahan paling umum saat Anda gagal memasang Pending Order, biasanya terletak pada penempatan harga yang tidak sesuai dengan jenis order-nya. Sebagai contoh, saat EUR/USD berada di harga 1.22418 dan Anda memilih Sell Stop, Anda justru mengisi kolom harga dengan level 1.22420, yang jelas-jelas lebih tinggi dari harga saat ini. Karena Sell Stop berfungsi untuk memasang target Open Sell di bawah harga sekarang, pencantuman level 1.22420 jelas tak sesuai dengan manfaatnya.
Maka dari itu, apabila Anda gagal memasang Pending Order, hal pertama yang perlu dipastikan adalah kesesuaian level harga dengan jenis order-nya.
2. Manfaatkan Pending Order Untuk Mendukung Strategi
Tahukah Anda? Keragaman jenis Pending Order ternyata bisa menjadi penyempurna strategi trading. Penjelasan mudahnya seperti ini:Ketika Anda memasang Pending Order Buy Stop yang mematok target open posisi di atas harga saat ini, Anda mengasumsikan jika harga akan melesat naik setelah menembus suatu level yang lebih tinggi dari harga sekarang. Prinsip tersebut mirip dengan tujuan strategi breakout, yang baru mengeksekusi sinyal buy setelah harga berhasil mematahkan level resistance kunci.
Itulah sebabnya, level target dalam Buy Stop biasanya disesuaikan dengan resistance yang berpotensi ditembus oleh kenaikan harga. Sedangkan untuk Sell Stop, target posisi entry umumnya disesuaikan dengan level support, yang jika ditembus bisa mengkonfirmasi penurunan harga lebih lanjut.
Di sisi lain, menggunakan Buy Limit berarti Anda mengharapkan jika harga akan berbalik menguat setelah menyentuh suatu level yang lebih rendah dari harga sekarang. Ekspektasi pembalikan seperti demikian jelas selaras dengan strategi reversal.
Target harga dalam Pending Order Buy Limit bisa diisi dengan support kunci yang menurut Anda bisa menahan laju penurunan harga. Hal sebaliknya berlaku untuk Sell Limit, karena Anda dapat memasang target open trade sesuai resistance yang sekiranya bisa membatasi pergerakan bullish harga.
Salah satu kunci sukses trading adalah mengetahui metode atau strategi yang sesuai dengan gaya Anda, dan memaksimalkannya sebaik mungkin. Maka dari itu, ketika menggunakan Pending Order, maksimalkan pula fungsinya dengan strategi reversal atau breakout. Selalu ingat bahwa Stop Order adalah penunjang strategi breakout, sedangkan Limit Order merupakan pelengkap strategi reversal.
3. Awasi Batasan Stop Level
Stop Level adalah jarak minimum yang mengukur selisih harga saat ini dengan target Pending Order, Stop Loss, maupun Take Profit. Batas Stop Level ditentukan oleh broker dan berbeda-beda di setiap pair. Anda bisa melihatnya langsung di platform MetaTrader, tepatnya di bagian bawah window Order.Semakin besar range pergerakan harga suatu pair, maka semakin tinggi pula standar Stop Level yang ditetapkan. Oleh sebab itu, Stop Level pada pasangan mata uang cross cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan pair mayor yang umum ditradingkan.
Katakanlah Anda ingin memasang Pending Order Buy Limit untuk GBP/USD yang saat ini sedang berada di level 1.39400. Karena Stop Level untuk pair itu adalah 17 poin, maka Anda tak bisa menargetkan level Buy Stop di harga yang lebih rendah dari 1.39417. Jika keliru memasukkan target harga yang melanggar batas Stop Level, proses pemasangan Pending Order Anda akan dinyatakan invalid.
4. Atur Expiry Untuk Mencegah Risiko Volatilitas
Satu lagi perangkat Pending Order yang bisa dimaksimalkan adalah Expiry. Fitur ini memang tidak
wajib digunakan, tapi bisa sangat bermanfaat apabila Anda ingin
mengamankan posisi Pending order yang belum tereksekusi dari risiko
volatilitas.Misalnya saja, Anda adalah seorang intraday trader yang membuka Pending Order di Sesi Asia, dan mengakhirinya sebelum terjadi overlap antara Sesi Eropa dan Amerika. Jika Anda tak sempat mengecek posisi trading saat waktu penutupan tiba, maka Pending Order berisiko terpicu oleh gejolak volatilitas di sesi overlap. Karena situasi seperti demikian berada di luar perkiraan Anda, maka hasilnya tentu tak bisa dipertanggungjawabkan. Baik berakhir profit maupun loss, trading di luar rencana bukan langkah tepat untuk bisa menjadi trader yang profitable.
Untuk mengantisipasi risiko seperti di atas, Anda bisa memanfaatkan fasilitas Expiry saat menempatkan Pending Order. Letaknya berada tepat di bawah kolom harga, dan bisa disesuaikan hingga ke pengaturan jam dan menitnya.
Panduan Memasang Pending Order Dengan Expiry
1. Sebelum menekan tombol Place, perhatikan kolom Expiry terlebih
dulu. Klik arah panah yang ditandai dengan lingkaran merah pada gambar
di bawah ini.2. Selanjutnya, pilih tanggal yang Anda inginkan di tampilan kalender, lalu klik indikator jam yang tercantum setelah keterangan tanggal.
Pengaturan Expiry Pending Order bisa diterapkan untuk semua sistem trading, tidak hanya intraday saja. Bagaimanapun juga, analisa trading memiliki batas kadaluarsa. Analisa untuk trading intraday jelas tidak akan berlaku untuk pergerakan harga di hari berikutnya, begitu pula untuk analisa swing trading yang sudah tak valid jika harga terlanjur membentuk ayunan-ayunan baru.
Apabila Pending Order tereksekusi di luar batas waktu analisa Anda, maka posisi tersebut jelas tidak didukung oleh sinyal yang valid. Karena itu, fitur Expiry bisa membantu Anda memastikan posisi Pending Order bisa tereksekusi dalam kerangka waktu analisa yang semestinya.
Mudah Tapi Perlu Ketelitian
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa memasang Pending Order tak bisa dilakukan secara asal-asalan. Meskipun prosesnya mudah, Anda masih perlu memastikan kecocokan target open posisi dengan jenis Pending Order, menyesuaikannya dengan strategi trading, menghitung target entry ideal agar tak bentrok dengan aturan Stop Level, serta mempertimbangkan Expiry untuk mencegah risiko Pending Order tereksekusi di luar rencana.Jika sudah mampu menerapkan dan memahami kelima hal tersebut, maka Anda sudah menguasai kunci sukses memasang Pending Order. Setidaknya, Anda tak lagi perlu mengkhawatirkan kegagalan memasang Pending Order akibat masalah-masalah teknis. Apabila Anda menginginkan keberhasilan meraih profit konsisten, maka sebaiknya jangan lalai mengaplikasikan Pending Order dengan money management dan strategi yang telah teruji.