Tulisan ini mengenai trade management, aspek yang cukup penting dalam trading forex. Dengan pengetahuan dan penerapan trade management, profit yang kita dapatkan akan benar-benar maksimum. Bahkan secanggih apapun setup strategi trading kita, jika tidak dikelola dengan cerdas, maka hasilnya bisa kurang memadai atau bahkan bisa berbalik merugi.
Kesalahan dalam Mengelola Trading Forex
Kebanyakan kesalahan dalam mengelola trading forex diakibatkan oleh keputusan yang emosional, misalnya seorang trader menambah posisi baru hanya karena posisi sekarang sedang profit, atau memindahkan level Stop Loss lebih jauh karena posisi tradingnya sekarang sedang merugi. Kasus lainnya, trader yang merubah Risk/Reward Ratio yang telah ditentukan sebelumnya, hanya karena melihat pergerakan harga yang tampaknya tidak sesuai lagi dengan perkiraan; mungkin dengan exit pada level breakeven atau memperkecil resiko dengan keluar dalam keadaan merugi.Beberapa contoh di atas adalah kesalahan yang biasa dilakukan seorang trader dengan trading plan yang kurang matang, sehingga pada akhirnya mengambil keputusan berdasar emosi belaka. Oleh karena itu, seorang trader perlu memetakan dulu langkah-langkah lanjutan setelah buka posisi trading (entry/open position), bisa dengan melakukan Averaging atau menerapkan Trailing Stop.
Averaging
Sebenarnya, trade management adalah hal sederhana dan tidak berisi rumus-rumus yang kompleks. Salah satu cara yang lazim diterapkan dalam trading forex adalah Averaging.Averaging adalah langkah menambah (membuka) posisi trading baru ketika kita telah mempunyai satu atau beberapa posisi yang sedang open. Dengan analisa kondisi market terkini, kita bisa memutuskan strategi exit yang paling logis, dan apakah masih memungkinkan untuk membuka posisi trading baru dengan level exit yang sama pada kondisi pasar tersebut.
-
Averaging-In
Jika kita biasa trading dengan metode price action, maka entry point pertama ketika terbentuk formasi bar yang valid. Jika setelah koreksi harga terbentuk formasi bar lagi, kita bisa menambahkan posisi baru. Level Stop Loss posisi sebelumnya digeser (metode Trailing Stop) dan dalam prakteknya sering disamakan dengan level Stop posisi yang baru. Perhatikan: Hendaknya kita membuka posisi tambahan bukan karena kita sedang profit, tetapi karena price action yang terbentuk memang benar-benar memungkinkan.
Contoh penerapan:
- Sell EUR/USD 1 lot pada 1.4500 ketika sinyal formasi bar cukup kuat, dengan level Stop Loss pada 1.4600
- Setelah profit 100 pip dan terbentuk formasi bar yang valid, kita sell 1 lot lagi pada 1.4400 dan Stop Loss pada 1.4450 (50 pip).
- Pindahkan level Stop Loss posisi pertama pada 1.4450 juga, sehingga kedua posisi mempunyai level Stop sama.
"Averaging-in" berarti membuat harga rata-rata posisi open kita lebih dekat dengan harga pasar sekarang. Karenanya, jika kita tidak memindahkan level Stop Loss (Trailing Stop) posisi yang sedang profit, berarti kita malah akan menambah resiko dengan membuka posisi baru.
-
Averaging-Out (Scale-Out)
Trailing Stop dan Breakeven Stop
Trailing Stop sebaiknya hanya digunakan untuk kondisi pasar yang trending. Metode ini lazim digunakan untuk membatasi kerugian dalam trading forex sekaligus mendapatkan hasil maksimum.Berikut beberapa cara menerapkan Trailing Stop:
- Pindahkan level Stop jika harga telah bergerak sesuai prediksi sebesar 1 kali faktor resiko kita, dan kunci profit kita setiap kelipatan 1 kali resiko.
- Pindahkan level Stop pada 50% dari jarak entry kita ke level tertinggi atau terendah yang baru terjadi. Ini biasa dipakai oleh trader yang tidak terlalu agresif.
- Pindahkan Stop Loss di atas atau di bawah garis Moving Average (misal EMA 8 Daily atau EMA 21 Daily).