TEKNIK AVERAGING

 Setelah Membuka Posisi, Apa Langkah Berikutnya ?

Tulisan ini mengenai trade management, aspek yang cukup penting dalam trading forex. Dengan pengetahuan dan penerapan trade management, profit yang kita dapatkan akan benar-benar maksimum. Bahkan secanggih apapun setup strategi trading kita, jika tidak dikelola dengan cerdas, maka hasilnya bisa kurang memadai atau bahkan bisa berbalik merugi.

Kesalahan dalam Mengelola Trading Forex

Kebanyakan kesalahan dalam mengelola trading forex diakibatkan oleh keputusan yang emosional, misalnya seorang trader menambah posisi baru hanya karena posisi sekarang sedang profit, atau memindahkan level Stop Loss lebih jauh karena posisi tradingnya sekarang sedang merugi. Kasus lainnya, trader yang merubah Risk/Reward Ratio yang telah ditentukan sebelumnya, hanya karena melihat pergerakan harga yang tampaknya tidak sesuai lagi dengan perkiraan; mungkin dengan exit pada level breakeven atau memperkecil resiko dengan keluar dalam keadaan merugi.

Beberapa contoh di atas adalah kesalahan yang biasa dilakukan seorang trader dengan trading plan yang kurang matang, sehingga pada akhirnya mengambil keputusan berdasar emosi belaka. Oleh karena itu, seorang trader perlu memetakan dulu langkah-langkah lanjutan setelah buka posisi trading (entry/open position), bisa dengan melakukan Averaging atau menerapkan Trailing Stop.

Averaging

Sebenarnya, trade management adalah hal sederhana dan tidak berisi rumus-rumus yang kompleks. Salah satu cara yang lazim diterapkan dalam trading forex adalah Averaging.

Averaging adalah langkah menambah (membuka) posisi trading baru ketika kita telah mempunyai satu atau beberapa posisi yang sedang open. Dengan analisa kondisi market terkini, kita bisa memutuskan strategi exit yang paling logis, dan apakah masih memungkinkan untuk membuka posisi trading baru dengan level exit yang sama pada kondisi pasar tersebut.

  • Averaging-In

Cara yang paling aman untuk menambah posisi baru jika kondisi pasar sesuai prediksi adalah dengan menggunakan profit yang telah kita peroleh pada posisi yang masih open untuk "membayar" resiko posisi yang akan kita tambahkan. Dengan cara ini, kemungkinan terburuk adalah kita keluar pada level breakeven dengan tanpa resiko. Cara ini bisa diterapkan dengan baik pada kondisi pasar yang trending.

Jika kita biasa trading dengan metode price action, maka entry point pertama ketika terbentuk formasi bar yang valid. Jika setelah koreksi harga terbentuk formasi bar lagi, kita bisa menambahkan posisi baru. Level Stop Loss posisi sebelumnya digeser (metode Trailing Stop) dan dalam prakteknya sering disamakan dengan level Stop posisi yang baru. Perhatikan: Hendaknya kita membuka posisi tambahan bukan karena kita sedang profit, tetapi karena price action yang terbentuk memang benar-benar memungkinkan.

Contoh penerapan:
               Setelah Membuka Posisi, Apa Langkah
  • Sell EUR/USD 1 lot pada 1.4500 ketika sinyal formasi bar cukup kuat, dengan level Stop Loss pada 1.4600
  • Setelah profit 100 pip dan terbentuk formasi bar yang valid, kita sell 1 lot lagi pada 1.4400 dan Stop Loss pada 1.4450 (50 pip).
  • Pindahkan level Stop Loss posisi pertama pada 1.4450 juga, sehingga kedua posisi mempunyai level Stop sama.
Jika pergerakan harga pasar berbalik arah dan level Stop Loss kita kena, maka posisi kedua rugi 50 pip, tetapi posisi pertama akan profit 50 pip, sehingga breakeven. Bilamana kondisi downtrend berlanjut, kita bisa pindahkan level Stop kedua posisi tersebut untuk memperoleh profit maksimum pada 2 lot trading kita itu.

"Averaging-in" berarti membuat harga rata-rata posisi open kita lebih dekat dengan harga pasar sekarang. Karenanya, jika kita tidak memindahkan level Stop Loss (Trailing Stop) posisi yang sedang profit, berarti kita malah akan menambah resiko dengan membuka posisi baru.

  • Averaging-Out (Scale-Out)

Prinsip Averaging-out sama dengan averaging-in, tetapi ukuran lot untuk posisi yang ditambahkan lebih kecil, biasanya setengah dari posisi pertama untuk mengurangi faktor resiko. Ada yang kurang setuju dengan metode ini karena dianggap ragu-ragu dan kurang memaksimalkan profit jika kondisi pasar masih memungkinkan.

Setelah Membuka Posisi, Apa Langkah

Trailing Stop dan Breakeven Stop

Trailing Stop sebaiknya hanya digunakan untuk kondisi pasar yang trending. Metode ini lazim digunakan untuk membatasi kerugian dalam trading forex sekaligus mendapatkan hasil maksimum.

Berikut beberapa cara menerapkan Trailing Stop:
  • Pindahkan level Stop jika harga telah bergerak sesuai prediksi sebesar 1 kali faktor resiko kita, dan kunci profit kita setiap kelipatan 1 kali resiko.
  • Pindahkan level Stop pada 50% dari jarak entry kita ke level tertinggi atau terendah yang baru terjadi. Ini biasa dipakai oleh trader yang tidak terlalu agresif.
  • Pindahkan Stop Loss di atas atau di bawah garis Moving Average (misal EMA 8 Daily atau EMA 21 Daily).
Di sisi lain, Breakeven Stop merupakan suatu metode menggeser Trailing Stop ke level breakeven jika arah pergerakan harga meleset dari prediksi kita, atau ketika volatilitas pasar sangat tinggi dengan arah yang tidak menentu. Jika masih memungkinkan, untuk mencegah resiko yang bisa terjadi, metode ini bisa diterapkan.