10 Pemain Utama Dalam Industri Forex
Sebagian besar dari Anda pasti sudah mengetahui bahwa dalam pasar forex terdapat berbagai macam pelaku. Mulai dari yang bermain recehan
alias trader ritel, kemudian juga perusahaan-perusahaan multi nasional,
institusi-institusi keuangan selain bank, para spekulan dan sederet
pelaku lainnya.
Dari sekian banyak pemain yang terjun di pasar forex, salah satu pelaku
yang bisa dikategorikan pemain utama yang mampu menjadi market mover
dalam industri forex adalah bank sangat besar. Mengapa disebut sangat
besar? Ya, jika menilik aset yang dimikinya dan dana yang diputarnya
dalam pasar valas sungguh luar biasa besar. Apalagi jika dibandingkan
dengan rata-rata para trader ritel
Dengan perkiraan nilai transaksi (menurut survei di bulan April
2013 oleh Triennial Central Bank) senilai 5 trilyun dolar AS dalam
sehari, bank-bank tersebut diperkirakan mengambil porsi sekitar 60
persen lebih dari total transaksi. Bisa dibayangkan bukan bagaimana
aktif dan masif nya bank-bank yang terlibat dalam transaksi forex ini?
Mari kita coba berandai-andai menghitung porsi dari masing-masing
institusi keuangan tersebut dalam transaksi forex harian.
1. Citi
Porsi transaksi industri forex 12.9 persen = ± 645 milyar dolar AS
Salah satu dari "the Big Four" yang berusia lebih dari 200 tahun ini
masih bertahan menduduki tempat pertama sebagai institusi keuangan yang
turut aktif melakukan trading valuta asing. Walau menjadi yang terbesar
porsinya, bukan berarti bank ini mampu menghindar dari krisis. Tahun
2008 lalu, Citi tetap dihantam kerugian akibat krisis keuangan.
Setidaknya 300 milyar dolar AS nilai aset bermasalahnya pernah membuat
Citi ambruk, hingga akhirnya mendapat suntikan dana dari pemerintah AS.
Tapi tak lama setelah itu (dipertengahan 2012) kembali berhasil menapaki
tangga kesuksesan dengan kembali membukukan simpanan dana masyarakat
sejumlah 420 milyar dolar AS.
2. JPMorgan Chase
Porsi transaksi industri forex 8.8 persen = ± 440 milyar dolar AS
Bank ini menurut banyak sumber, merupakan bank keenam terbesar di dunia
(dalam kategori besaran aset), sekaligus menjadi bank terbesar di AS.
Hal ini menjadi masuk akal dikarenakan sebelum terbentuk seperti
sekarang ini, bank investasi ini telah menjalani berbagi proses merger.
Kurang lebih sekitar seribu dua ratusan institusi telah melebur selama
karir berdirinya menjadi bank terbesar di AS ini. Bukannya tanpa
hambatan untuk menjadi bank sebesar itu, karena JPMorgan Chase setelah
ditelisik harus juga menanggung resiko kerugian akibat salah seorang
tradernya melakukan manipulasi transaksi derivative. Dari kasus
tersebut, diperkirakan kerugian mencapai 9 milyar dolar AS dan belum
ditambah denda.
3. UBS
Porsi transaksi industri forex 8.8 persen = ± 440 milyar dolar AS
Perusahaan yang berinduk di negara Swiss ini mau tak mau terimbas badai
krisis sektor keuangan di AS tahun 2008 lalu dan mengalami kerugian
kurang lebih 50 milyar dolar AS. Bahkan juga dikenai denda oleh komisi
pengawas institusi keuangan di AS akibat manipulasi transaksi yang
dilakukan para trader yang bekerja di dalamnya senilai 290 juta dolar.
Mengingat bank tersebut masih diperlukan keberadaannya ("too big to
fail"), akhirnya lewat intervensi pemerintah Swiss dan masuknya kembali
para investor berhasil membalikkan kerugian tersebut menjadi keuntungan.
Di sekitar tahun 2014, nilai aset UBS kembali melonjak ke angka 1.7
trilyun dolar AS.
4. Deutsche Bank
Porsi transaksi industri forex 7.9 persen = ± 395 milyar dolar AS
Bank yang sudah melewati dua perang dunia, tiga masa depresi keuangan
dunia dan mampu bertahan saat pemisahan Jerman ini sanggup pula
menempati posisi bank terbesar kedua di dunia saat memasuki millenium
baru. Pada tahun 2009, Deutsche Bank bahkan merajai posisi “foreign
exchange dealer” dengan menguasai kurang lebih 21 persen pangsa pasar.
Sejalan dengan makin kompetitifnya dunia jasa keuangan dan semakin
berkembangnya jaman, kini prestasi tersebut kian merosot. Dikabarkan
bank tersebut bahkan harus merelakan diri mengalami kerugian sepanjang
tahun 2015 kemarin sebanyak 6 milyar Euro. Tapi walau begitu, bank
tersebut tetap saja masih beroperasi di 70 negara.
5. BofA Merrill Lynch
Porsi transaksi industri forex 6.4 persen = ± 320 milyar dolar AS
Sebelumnya, lembaga ini bernama Bank of America saja sebelum akhirnya
pada 2009 mengakuisisi sebuah institusi keuangan besar lainnya, yaitu
Merrill Lynch. Penggabungan kedua institusi raksasa tersebut dikabarkan
tidak semulus yang diharapkan. Penurunan nilai saham lebih dari tujuh
puluh persen pun tak terelakkan. Masa kejayaan bank investasi ini baru
dibuktikan dengan pencapaian hasil luar biasa di industri keuangan
dengan pernah membukukan penerimaan terbesar kedua di dunia pada tahun
2011.
6. Barclays
Porsi transaksi industri forex 5.7 persen = ± 285 milyar dolar AS
Nama besar bank investasi dari Inggris ini pun tak terbebas dari masa
sulit. Salah satunya adalah akibat tak mampu mengembalikan pinjaman dari
bank lain yang harus dilunasi dalam sehari sebanyak 3.2 milyar dolar
AS. Bank yang menjadi salah satu market maker di industri forex ini
ternyata juga pernah kena denda dari otoritas pengawas keuangan di New
York sebanyak 635 juta dolar AS. Pasalnya, Barclays ketahuan menggunakan
algoritma khusus di dalam sistem trading elektroniknya yang pada
intinya menghambat atau menahan order dari penggunanya apabila order
tersebut berpotensi merugikan pihak bank.
7. Goldman Sachs
Porsi transaksi industri forex 4.7 persen = ± 235 milyar dolar AS
Bank investasi besar di AS yang mempekerjakan 36.500 orang ini memiliki
aset 861 miliar dolar AS, biarpun tak pernah lepas dari kontroversi.
Semenjak berdiri tahun 1869, bank ini sudah sering kali melakukan
aksi-aksi yang berbuntut merugikan kliennya. Julukan "bank paling
dibenci di seluruh dunia" pun pernah disematkan padanya.
Diantaranya pada tahun 1929, bank ini pernah membuat suatu sistem dengan
dasar skema piramid yang disamarkan sebagai mutual fund. Skema itu
berhasil membuat kerugian bagi para klien sebesar 300 juta dolar AS.
Kemudian di tahun 1970an, Goldman Sachs terlibat kembali dalam
manipulasi pembiayaan terhadap sebuah industri yang sudah bangkrut.
Belum berlalu kejadian tersebut, bank ini kembali membuat kejutan dengan
menjual produk deposito yang akhirnya para pembeli deposito ini tidak
memperoleh hasilnya dikarenakan nilai klaim yang seharusnya dibayarkan
kepada para pembeli melebihi nilai dari bank itu sendiri.
Ketika tiba krisis keuangan di tahun 2008, Goldman Sachs terpaksa harus
meminjam dana talangan dari bank sentral AS sebesar 782 milyar dolar AS
demi menyelamatkan keberadaannya.
8. HSBC
Porsi transaksi industri forex 4.6 persen = ± 230 milyar dolar AS
HSBC dibangun oleh orang Skotlandia yang merantau ke Hongkong sewaktu
masih menjadi koloni dari Inggris. Dalam sejarahnya, bank ini berhasil
menduduki posisi sebagai bank terbesar keempat di dunia dilihat dari
sisi besaran aset yang mencapai 2.67 trilyun dolar AS. Mungkin ini
menjadi salah satu prestasi besar dari HSBC dikarenakan pada saat
terjadi krisis keuangan yang melanda AS, bank ini justru mampu bertahan
dan sanggup untuk memenuhi permintaan dari pemerintah Inggris agar
menambah kecukupan modal. Terbukti tak lama setelah peraturan tersebut
diterapkan, HSBC sanggup telah menyetorkan dana tambahan senilai 750
juta poundsterling.
9. XTX
Porsi transaksi industri forex 3.9 persen = ± 195 milyar dolar AS
XTX adalah satu-satunya institusi non perbankan yang menjadi fenomena di
dunia keuangan (transaksi valas) di tahun ini. Sebuah perusahaan
rintisan yang memposisikan dirinya sebagai "market maker" di industri
forex ini berhasil menggeser bank selevel Deutsche Bank untuk urusan
transaksi di pasar spot dan menjadi yang terbesar keempat di dunia
dengan mengambil porsi sekitar 7.6% untuk pasar spot. Walau masih
tergolong perusahaan baru, namun daya tariknya berhasil menggaet para
petinggi dari banyak institusi keuangan besar dunia untuk bergabung
dalam manajerial XTX.
10. Morgan Stanley
Porsi transaksi industri forex 3.2 persen = ± 160 milyar dolar AS
Tahukah Anda betapa menghebohkannya kejadian penawaran saham perdana
Google di tahun 2004 lalu? Tahukah juga siapa institusi keuangan yang
melancarkan proses tersebut? Benar, tak lain tak bukan adalah Morgan
Stanley. Meski begitu, bank kawakan ini pun tak lolos dari skandal.
Seperti juga bank-bank lain di AS, bank ini harus mau menerima tawaran
dari pemerintah jika ingin terhindar dari kebangkrutan akibat krisis
2008. Akhirnya dana sekitar 107.3 miliar dolar AS (menjadi penghutang
terbesar diantara bank-bank waktu itu) digelontorkan untuk tetap menjaga
keberlangsungan Morgan Stanley.
Itulah 10 institusi keuangan yang menjadi pemain utama dalam industri
forex. Langkah-langkah mereka selalu menjadi sorotan pasar, baik itu
ketika mereka terlibat skandal maupun terkena krisis, karena bisa-bisa
menyimpan dampak sistemik. Karena alasan itu pulalah, analisa-analisa
dari bank-bank itu acap kali dikutip di berita-berita forex dan didengar
oleh banyak pelaku pasar.