Indikator Teknikal: Pengertian Dan Macam-Macamnya
Untuk membantu memetakan kondisi pasar saat ini dan memprediksi pergerakan harga di masa depan berdasarkan grafik yang telah terbentuk, trader forex sering menggunakan Indikator Teknikal. Terdapat berbagai macam Indikator Teknikal yang dapat digunakan trader, tetapi sebelum mulai menggunakan, ada baiknya kita mempelajari terlebih dahulu pengertian indikator teknikal dan macam-macamnya.Apa Itu Indikator Teknikal?
Indikator Teknikal adalah alat yang dibuat berdasarkan perhitungan matematis atas harga, volume, atau minat pasar terhadap sebuah instrumen investasi atau kontrak keuangan. Dengan menerapkan Indikator Teknikal pada data histori harga, trader bisa menggunakannya untuk memetakan kondisi pasar saat ini, sekaligus memprediksi pergerakan berikutnya (analisa teknikal). Beberapa contohnya; Relative Strength Index (RSI), Stochastics, Bollinger Bands, dan lain sebagainya.Analisis forex dengan menggunakan Indikator Teknikal berfokus pada data historis harga, dengan mengabaikan faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga. Indikator Teknikal seperti ini biasanya digunakan oleh trader harian yang memperdagangkan saham, forex, dan komoditas; karena didesain untuk menganalisis pergerakan harga jangka pendek. Namun demikian, trader jangka menengah-panjang yang berfokus pada analisa fundamental juga bisa menggunakan Indikator Teknikal untuk mengidentifikasi momen-momen terbaik untuk melakukan transaksi buy maupun sell.
Macam-Macam Indikator Teknikal
Tak berlebihan kiranya jika dikatakan bahwa di dunia ini ada puluhan Indikator Teknikal. Setiap matematikawan, ahli statistik, dan pakar yang memahami pasar finansial bisa membuat indikatornya sendiri. Apabila Indikator Teknikal tersebut menunjukkan akurasi cukup tinggi dan disukai pelaku pasar lainnya, maka dapat disebarluaskan hingga digunakan oleh trader di seluruh dunia. Namun, secara umum, dilihat dari tampilannya, Indikator Teknikal dapat dibagi dua, yaitu tipe Overlay dan tipe Oscillator:- Overlay Indikator Teknikal bertipe Overlay biasanya berbentuk grafik yang digunakan dengan menumpukkannya di atas grafik harga. Contoh paling terkenal diantaranya: Contoh tampilan Indikator Teknikal tipe Overlay dapat dilihat pada grafik EUR/USD dengan Bollinger Bands berikut ini. Grafik Candlestick mewakili pergerakan harga, sedangkan grafik garis merupakan tampilan Bollinger Bands.
- Oscillator Indikator Teknikal bertipe Oscillator biasanya menampilkan osilasi antara nilai minimal dan maksimal tertentu yang tampil di bawah grafik harga. Selain itu, berbeda dengan indikator tipe Overlay yang terutama dikalkulasikan dari data harga, beberapa indikator tipe Oscillator juga memperhitungkan fluktuasi volume trading pada suatu instrumen. Contoh paling terkenal diantaranya:
- Moving Average Convergence Divergence (MACD)
- Relative Strength Index (RSI)
- Stochastic Oscillator
- Money Flow Index
Tips Memilih Indikator Teknikal Terbaik
Trader forex pemula biasanya mempelajari satu per satu berbagai Indikator Teknikal tersebut, kemudian memilih mana yang paling nyaman dan menguntungkan untuk digunakan sehari-hari. Namun, trader juga seringkali menggunakan lebih dari satu Indikator Teknikal guna menganalisis pergerakan harga suatu instrumen investasi. Yang penting, perhatikan tiga hal ini dalam pemilihan Indikator Teknikal:Penyesuaian parameter misalnya dalam penggunaan Moving Average, trader dapat membuatnya berdasarkan harga penutupan (Close), harga tertinggi (High), atau lainnya. Moving Average itu sendiri dihitung dari rerata harga, sehingga periode pun bisa ditentukan sendiri, seperti MA-50 Day (rerata harga 50 hari terakhir), MA-100, MA-200, dan lain sebagainya.
Pada grafik harga EUR/USD di bawah ini, garis merah mewakili MA-50 Day, sedangkan garis biru merupakan MA-100 Day. Apabila kita menggunakan parameter berbeda, maka tampilan dan akurasinya juga akan berbeda, walaupun metode penggunaan indikator MA tetap sama.
Contoh kombinasi yang cukup memadai:
- Moving Average untuk menunjukkan arah tren pergerakan harga. Umumnya, tren bullish (harga akan cenderung naik) bila grafik harga bergeser ke atas garis MA. Sebaliknya, tren bearish (harga akan cenderung turun) bila grafik harga bergeser ke bawah garis MA. Namun, akurasi perkiraan itu cukup buruk, sehingga dibutuhkan konfirmasi dengan menggunakan Indikator Teknikal lain.
- MACD untuk mengkonfirmasi bahwa arah tren yang diidentifikasi indikator MA itu tepat. Apabila MA dan MACD sama-sama cenderung bullish, maka probabilitas kesuksesan buy bisa dikatakan cukup besar. Demikian pula, jika MA dan MACD sama-sama cenderung bearish, maka dapat disimpulkan itu waktunya sell. Namun, pada harga berapa kita bisa buy atau sell? MACD kurang baik dalam hal ini, sehingga boleh jadi diperlukan dukungan Indikator Teknikal lain lagi.
- RSI untuk menunjukkan momentum yang bagus bagi trader melakukan buy atau sell.
(Baca juga: 4 Jenis Indikator Teknikal Yang Penting)